MENDENGARKAN “LISTENING”
Kebanyakan dari kita ini adalah pendengar yang buruk, tetapi dapat memperbaiki efektivitas mendengarkan kita. Karena banyaknya waktu yang kita gunakan untuk kegiatan mendengarkan, meningkatkan keterampilan ini merupakan usaha yang bermanfaat tetapi diperlukan usaha. Mendengarkan secara efektif tidak mudah diperlukan waktu dan energy.
HAKEKAT MENDENGARKAN
Karena kegiatan mendengarkan acapkali hanya dipahami secara samar-samar, dan adakalanya dipahami secara tidak akurat , kita perlu menelaah hakekat secara lebih menyeluruh.
DEFINISI dari MENDENGARKAN
Definisi dapat diartikan sebagai proses aktif menerima rangsangan (stimulus ) telinga
(Aural). Berlawanan dengan konsepsi yang popular, mendengarkan merupakan proses yang aktif, tidak pasif. Mendengarkan tidak terjadi begitu saja, kita harus melakkukannya. Mendengarkan menuntut tenaga dan komitmen. Mendengarkan ( listening )menyangkut penerimaan rangsangan dan karenanya berbeda-beda dengan mendengar ( hearing ) sebagai suatu proses fisiologis. Kata “menerima” menegaskan bahwa seseorang menyerap rangsangan ( stimulus ) dan memprosesnya dengan cara tertentu. Setidak-tidaknya selama beberapa waktu, isyarat yang diterima ditahan. Mendengarkan menyangkut rangsangan aural yaitu ( gelombang suara ) yang diterima oleh telinga. Mendengarkan, karenanya tidak terbatas hanya pada isyarat-isyarat verbal ( kata ), melainkan juga mencakup semua isyarat yang dapat di dengar, suara-suara bising selain juga kata-kata, music selain juga prosa. Mendengarkan adalah keterampilan yang sangat penting dalam segala bentuk komunikasi antar manusia.
Jenis-jenis Mendengarkan ada tiga jenis yaitu :
1. Mendengarkan untuk kesenangan
Mendengarkan untuk kesenangan menyita cukup banyak waktu mendengarkan kita. Kita mendengarkan music , siaran olahraga, atau pertunjukan televise pada dasarnya untuk kesenangan. Ketika, mendengarkan untuk kesenangan anda sementara melupakan dosen yang cerewet, menjauhkan diri anda dari rangsangan yang lain, santai dan menikmati rangsangan ini, kegiatan ini relative pasif.
2. Mendengarkan untuk informasi
Sebagai mahasiswa atau pelajar , tanggung jawab utama mendengarkan anda terpusat pada mendengarkan untuk informasi. Dikelas anda mendengarkan guru atau dosen dan rekan mahasiswa yang lain. Ketika,anda menyetel radio mobil anda untuk mendengarkan hasil pertandingan sepak bola anda lagi-lagi mencari informasi. Dalam kelompok kecil atau situasi antar pribadi, banyak dari waktu anda digunakan untuk mendengarkan informasi apa yang terjadi pada sekarang atau ke depannya.
Kedua macam kegiatan ini sering kali, mendengarkan untuk kesenangan dan mendengarkan untuk informasi sering kali berkaitan. Media-media massa khususnya sangat sensitive terhadap pentingnya menggabungkan program hiburan dengan program informasi lain.
3. Mendengarkan untuk Membantu
Fungsi membantu karena pada kegiatan mendengarkan merupakan hal yang paling penting yang akan kita singgung berulang kali. Bila anda mendengarkan seseorang mengeluh, membicarakan suatu masalah, atau berusaha mengambil keputusan dan sering kali mendengarkan untuk membantu.
HAMBATAN-HAMBATAN TERHADAP MENDENGARKAN YANG EFEKTIF
Langkah pertama dalam meningkatkan keterampilan mendengarkan adalah mengenali dan memerangi berbagai penghambat mendengarkan yang efektif.yaitu:
a) Sibuk dengan diri sendiri
Barang kali penghambat yang paling serius dan paling merusak atas mendengarkan yang efektif adalah kecendrungan kita untuk menjadi sibuk dengan diri sendiri. Sebagai contoh, anda mungkin memusatkan perhatian anda pada tindak tanduk anda sendiri selama beriteraksi pada masalah apakah anda mengkomunikasikan citra yang tepat. Adakalanya kesibukan dengan diri sendiri timbul karena adanya memikul peran sebagai pembicara.
b) Sibuk dengan masalah-masalah Eksternal
Penghambat lain adalah kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang tidak relevan dengan interaksi. Anda memikirkan apa yang anda lakkukan Sabtu kemarin anda membuat rencana untuk mala mini atau memikirkan film yang akan anda saksikan nanti malam, tentu saja makin sibuk anda memikirkan
soal-soal eksternal ini makin tidak efektif anda mendengarkannya.
c) Mempertajam ( SHARPENING )
Dalam mempertajam satu atau dua aspek dari pesan disoroti, ditekankan dan barang kali di bumbui. Sering kali konsep yang kita pertajam adalah hal tertentu yang kebetulan menonjol dibandingkan dengan aspek yang lainnya.
d) ASIMILASI
Asimilasi adalah kecendrungan untuk mengkonstruksi pesan sedemikian hingga sesuai denagn sikap, prasangka, kebutuhan, dan nilai anda sendiri.
e) FAKTOR KAWAN ATAU LAWAN
Faktor ini sering kali membuat kita mendistorsi pesan karena sikap kita terhadap orang lain.
f) MENDENGARKAN YANG DIHARAPKAN
Bila kita mendengarkan sering kali kita terhanyut dalam pesan pembicara. Tetapi, acapkali kita tidak mendengar apa yang sebenarnya dikatakan dan sebaliknya mendengar apa yang kita harapkan.
MENDENGARKAN SECARA EFEKTIF
Karena anda mendengarkan karena berbagai alasan dan untuk tujuan yang berbeda-beda, prinsip-prinsip yang anda terapkan dalam mendengarkan secara efektif haruslah berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain. Berikut ini kita identifikasi 4 dimensi mendengarkan dan kita ilustrasikan kesesuaian berbagai model mendengarkan untuk situasi komunikasi yang berlainnan.
a. Mendengarkan Partisipatif dan Pasif
Kunci mendengarkan yang efektif adalah berpartisipasi. Barang kali persiapan terbaik untuk mendengarkan yang partisipatif adalah berlaku seperti seseorang yang berpartisipasi ( secara fisik dan mental)dalam tindak komunikasi. Ini mungkin terdengar remeh dan berlebihan tetapi dalam praktek, inilah mungkin kaidah mendengarkan yang efektif yang paling banyak diabaikan. Mahasiawa mungkin seringkali misalnya, mengangkat kaki mereka ke atas kursi, menyandarkan kepala ke sisi, dan berharap dapat mendengarkan secara efektif. Ini tidak benar, mengapa? Ingatlah saat tubuh anda bereaksi terhadap berita penting. Hamper segera mengambil posisi tegak, memiringkan tubuh kea rah pembicara dan relative tidak berbicara. Anda melakkukan ini secara reflex karena dengan cara inilah anda dapat mendengarkan secara paling efektif. Tidaklah harus berate bahwa anda harus bersikap tegang dan tidak nyaman ketika mendengarkan, hanyalah bahwa tubuh anda akan mencerminkan pikiran yang aktif.
Yang paling penting daripada kewaspadaan fisik ini adalah kesiagaan mental. Sebagai pendengar partisipasi dalam interaksi komunikasi adalah setara dengan pembicara, sebagai orang yang secara emosional dan intelektual siap untuk terlibat dalam proses berbagai makna.
Tetapi mendengarkan secara pasif bukanlah tidak bermanfaat. Mendengarkan secara pasif tanpa berbicara dan tanpa mengarahkan pembicaraan dengan cara-cara non verbal, merupakan cara yang ampuh untuk mengkomunikasikan akseptansi. Mendengarkan secara pasif memungkinkan pembicara mengembangkan pemikiran dan gagasannya didepan orang lain yang menerima tetapi tidak mengevakuasi, yang mendukung tetapi tidak mencampuri. Dengan mendengarkan secara pasif anda menciptakan suasana yang mendukung dan reseptif. Jika ini telah tercipta, anda mungkin dapat mulai berpartisipasi secara lebih aktif secara verbal dan non verbal.
Bentuk lain dari mendengarkan secara pasif adalah sekadar duduk bersandar , santai, dan membiarkan rangsangan suara membelai anda tanpa menggunakan energy yang berarti, dan khususnya tanpa anda mengarahkan rangsangan itu sama sekali. Mendengarkan music benar-benar untuk kesenangan dan bukan untuk melakkukan kritik barangkali merupakan contoh yang baik.
Dalam melakkukan upaya mendengarkan secara partisipatif dan pasif, ingatlah beberapa pedoman berikut :
• Berusahalah mendengarkan, mendengarkan adalah kerja keras karena itu bersiaplah untuk berpartisipasi secara aktif.
• Lawanlah sumber-sumber gangguan sedapat mungkin. Singkirkan gangguan atau interferensi, sehingga tugas mendengarkan anda tidak menghadapi pesaing.
• Jangan melamun-kecendrungan alamiah membiarkan pikiran anda melantur.
• Karena kita dapat memproses informasi lebih cepat dari pada kecepatan pembicara berbicara, seringkali ada waktu senggang.
• Asumsikan bahwa apa yang dikatakan pembicara bermanfaat. Janganlah beranggapan bahwa apa yang anda katakana lebih berharga daripada pernyataan pembicara.
b. Mendengarkan secara EMPATIK dan secara Obyektif
Jika anda ingin memahami apa yang dimaksud dan dirasakan seseorang anda perlu mendengarkan secara empati ( Rodgers & Farson 1981 ). Berempatilah kepada orang lain artinya ikut merasakan apa yang dirasakan mereka, melihat dunia seperti yang mereka lihat. Hanya bila anda bisa berempati anda dapat memahami maksud orang lain sepenuhnya.
Tidak ada metode cepat untuk melakkukan empati, tetapi ada beberapa hal yang harus anda upayakan. Misalnya penting bagi seorang pelajar untuk mengetahui sudut pandang pelajar. Pelajar yang popular secara intelektual munkin memahami mengapa pelajar yang tidak popular dapat mengalami perasaan depresi, tetapi hal ini tidak akan membuat mereka memahami perasaan tertekan secara emosional. Untuk merasakan ini mereka harus menempatkan diri pada posisi pelajar yang tidak popular, belajar bermain peran dan mulai merasakan apa yang dirasakan pelajar tidak popular itu dan berpikir menurut jalan pikiran mereka.
Meskipun untuk kebanyakan situasi komunikasi mendengarkan secara empatik merupakan moda menaggapi yang paling dianjurkan, ada waktu-waktu ketika anda perlu melangkah lebih jauh untuk mengukur makna dan perasaan menurut kenyataan obyektif adalah penting untuk mendengarkan keluhan.
• Lakukan dialog, jangan monolog komunikasi adalah proses dua arah.
• Pahamilah sudut pandang pembicara.
• Pandanglah pembicara sebagi pihak yang setara.
• Cobalah memahami pemikiran dan perasaan lawan bicara .
• Jangan mendengarkan secara ofensif kecendrungan untuk mendengarkan informasi sepotong-sepotong yang akan memungkinkan anda menyerang pembicara atau menemukan kesalahan dalam pernyataan pembicara.
c. Mendengarkan Tanpa Menilai dan mendengarkan secara Kritis
Mendengarkan secara efektif melibatkan tanggapan baik yang bersifat tidak menilai ( nonjudgmental ) maupun yang kritis. Kita perlu mendengarkan tanpa menilai dengan pikiran terbuka dan berusaha memahami. Tetapi, kita juga perlu mendengarkan secara kritis dengan tujuan melakkukan evaluasi atau penilaian. Jelasanya kita perlubterlebih dahulu mendengarkan untuk memahami dan menahan diri untuk tidak tidak melakkukan penilaian. Mendengarkan dengan pikiran yang terbuka sangat sukar, contoh mendengarkan argument yang menentang keyakinan tertentu yang popular atau mendengarkan kritik terhadap nilai-nilai anda. Selanjutnya kita juga harus mendengarkan secara adil ( fair), meskipun ada pernyataan-pernyataan yang tidak pada tempatnya atau bernada memusuhi.
Tetapi jika komunikasi yang bermakna perlu diciptakan anda perlu melengkapi tindak mendengarkan dengan pikiran terbuka ini dengan tindak mendengarkan secara kritis. Mendengarkan dengan pikiran terbuka akan membantu anda memahami pesan secara lebih baik. Mendengarkan dengan pikiran kritis akan membantu anda menganalisis pemahaman ini dan mengevaluasi pesan tadi. Dalam mengatur tindak mendengarkan tanpa menilai dan tindak mendengarkan secara kritis perhatikan pedoman-pedoman berikut :
• Jagalah agar pikiran selalu terbuka. Hindari pra penilaian. Tundalah penilaian anda sampai anda sepenuhnya.
• Jangan menyaring pesan yang sulit. Hindari penyederhanaan yang berlebihan.
• Jangan menyaring pesan yang tidak disukai. Tak seorang pun dari kita yang ingin mendengar sesuatu yang kita yakini tidak benar.
• Sadarilah bias-bias kita sendiri, bias-bias ini mungkin mengganggu tindak mendengarkan yang akurat dan menyebabkan anda mendistorsi penerimaan pesan melalui proses asimilasi.
• Nilailah isi sesuai dengan yang disampaikan jangan cara menyimpan di anggap sebagai isi.
Janganlah mendengarkan secara tidak kritis bila anda perlu melakkukan evaluasi.
Kamis, 01 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar